Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Juni 2010. Kriing…
“Halo, ini Toba Agency ya? Apakah saya bisa bicara dengan pak Sitanggang?” saya bertanya pada seseorang di seberang telpon.
“Dari siapa nih?”
“Saya Sigit, mau menanyakan tentang tagihan langganan koran bulan ini,” jelas saya kepadanya.
“Pak Sitanggang nya sedang keluar rumah, bisa telpon sejam lagi?”
“OK, terima kasih.”
Sejam kemudian, saya telpon lagi. Kriing…
“Halo, Toba Agency, ini saya yang tadi nelpon, mau bicara dengan pak Sitanggang. Sekarang beliaunya sudah ada?” tanya saya lagi.
“Sebentar nih, sudah ada.” “Halo, saya Sitanggang, ada apa pak?” sapa seorang bapak dari telpon seberang.
“Saya Sigit pak, mau nanya tentang tagihan langganan koran bulan ini. Kayaknya nggak klop dengan jumlah koran dan majalah yang dianter ke rumah saya ya pak,” saya mencoba menjelaskan.
“Bapak tinggal dimana?”
“Saya di Kebagusan, mulai berlangganan bulan Mei lalu.”
“Oh ya, kalo gitu dengan Dela ya pak, dia yang menangani penagihan.”
“Lho, yang tanda tangan di tagihan ‘kan pak Sitanggang?”
“Betul pak, tapi untuk perhitungan detailnya Dela yang ‘ngerti. Sebentar saya panggil dia..” Dua menit kemudian, “Pak, si Dela sedang makan siang, nanti biar dia telpon bapak ya.”
“Ok pak, saya tunggu ya. Terima kasih.”
Klek…
Itu adalah telpon dua minggu lalu… Nah, baru kemarin sore si Dela telpon saya.
“Halo dengan pak Sigit ya, saya Dela dari Toba Agency, minggu lalu telpon nyari saya ya, ada yang bisa saya bantu?”
“Iya betul, bagaimana perhitungannya?”
‘Wah, perhitungan apa ya pak?”
“Lho, saya nanya perhitungan tagihan koran bulan lalu,” agak menghardik, saya mulai jengkel.
“Wah, pak Sitanggang kok nggak pesen apa-apa ke saya ya.., saya cuman disuruh telpon pak Sigit.”
Klek… Telpon saya matikan dengan gemas.
That’s the real deal… gimana Indonesia bisa maju ya?
Leave a comment