Semenjak hari H Lebaran kemarin situasi lalulintas Jakarta sangat lengang dan jauh dari kebisingan, asap knalpot, serta kemacetan yang mendera. Para pengendara makin dimanjakan dengan cuaca yang sejuk karena seringnya hujan mengguyur ibukota. Airnya yang deras menghalau semua polusi fog dari jutaan knalpot yang biasanya nyemprot jalanan.
Pemandangan yang tampak kasat mata adalah perilaku para pengendara yang jauh berbeda dengan realitas kesehariannya. Dalam suasana lengang ini, semua mobil dan motor berperilaku sopan dan tertib meskipun tak seorang polisi lalulintas pun tampak menjaga perempatan. Seperti di perempatan Pos Pengumben yang terkenal dengan julukan perempatan neraka (karena saking tiap hari mampat akibat ulah pengendara motor yang melawan arus, mobil yang menyerobot busway, dan poltas nya yang sering menjebak pengendara), pada hari H+1 kemarin benar-benar menampakkan wajah yang berbeda sama sekali. Motor dan mobil tetap diam di tempatnya masing-masing karena lampu lalulintas masih merah, meskipun dari arah lain arus kendaraan sudah kosong melompong! Tertib sekali! Pemandangan serupa juga tampak di beberapa perempatan lain, sementara di Jl. Antasari yang lengang kecepatan lalulintas juga moderat, tak ada yang ngebut apalagi ugal-ugalan.
Dengan fenomena ini, tampaknya benar adanya sinyalemen yang menyatakan bahwa lalulintas Jakarta semrawut luarbiasa karena berlebih jumlah kendaraannya, yang mengakibatkan orang menjadi tak sabar dan tak peduli akan kepentingan orang lain. Faktanya, ketika jalanan lengang, para pengendara menjadi sabar, sopan dan peduli terhadap kepentingan orang lain.
Atau, jangan-jangan kita perlu berlebaran tiap hari ya, agar lalulintas lengang dan lengang..he..he…
Leave a comment